Kamis, 22 Oktober 2015

0 Jurus Rahasia untuk Berbisnis


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Jurus Rahasia untuk Berbisnis

Assalamu’alaikum

Saya tergerak untuk menulis disini karena pagi tadi saya membaca komentar komentar yang masuk, dan diantaranya ada tulisan kalimat yang intinya adalah dia ingin menjadi kaya agar bisa melakukan kebaikan dan membangun madrasah. Dari situ saya ingin membagikan informasi yang dikemas dalam bentuk kisah nyata yang dialami oleh teman saya.. Semoga apa yang saya tulis dan Anda baca ini bisa memberikan hikmah bagi kita semua. Amiin.

Sebut saja namanya Udin. Dia adalah seorang anak putus sekolah saat menduduki kelas 4 SD. Keterbatasan biaya dan pertimbangan orang tuanya membuat Udin harus meneruskan hidup dan belajar mandiri sejak umur 10 tahun. Di usia tersebut Udin sudah sering membantu membukakan batok kelapa di pabrik dodol samping rumahnya dengan upah 500 rupiah perhari. Kalau tidak salah waktu itu tahun 1993, dimana uang segitu masih sangat berharga dan bisa dibelikan berbagai keperluan ketimbang saat ini.
Dalam waktu 1 bulan, Udin bekerja tanpa libur sehingga bisa mengumpulkan uang sebanyak 15 ribu. Gaji pertama dia berikan kepada orang tuanya sambil berkata, “Bu.. saat ini Udin sudah bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Nanti Udin mau kerja lebih keras lagi akh biar penghasilannya lebih besar lagi. Khan bisa perbaiki rumah ini nanti..” kata Udin sambil melihat atap dan dinding rumahnya yang sudah bolong bolong.
Tahun berganti dan Udin pun sudah tampil sebagai sosok pria yang gagah, tegap, dan berotot. Tangannya yang kasar membuktikan bahwa dia adalah seorang pekerja keras yang tidak sungkan untuk bekerja secara kasar menjadi kuli bangunan maupun kuli panggul. Di usia 19 tahun Udin mulai merasakan kesulitan ekonomi mengingat harga barang naik dengan drastik akibat pengaruh moneter tahun 1998. Dia pun berfikir bahwa bekerja dengan cara keras tidak akan mencukupi kebutuhan serta tidak akan mencapai kebutuhannya. Akhirnya dia menyisihkan beberapa rupiah dana miliknya untuk digunakan membeli buku yang membahas tentang trik bisnis, mengikuti seminar bisnis, dan mengambil berbagai peluang bisnis yang hadir kepadanya.
Anak kecil yang putus sekolah sejak kelas 4 SD itu, walau dengan bekal bisa menulis dan membaca saja ternyata mempunyai keinginan untuk maju dengan belajar ke berbagai sumber ilmu yang akan memberikan manfaat untuk keberhasilan usahanya. Tapi, perjalanan tidak semulus yang dibayangkan. Setelah naik turun dengan berbagai jenis bisnis yang dicoba, Udin tidak pernah menyerah dan tetap mencoba berbagai jenis bisnis lain yang konon kata orang sangat menguntungkan dan bisa memberikan hasil tanpa upaya yang keras.
Hal tersebut terus berlangsung hingga Udin berusia 25 tahun. Sudah tidak terhitung berapa jenis usaha yang pernah dicobanya, tidak terhitung pula berapa kerugian dan kegagalan yang pernah dialaminya. Dan kadang Udin juga sampai pada posisi paling bawah, dimana dia mendatangi saudaranya dan meminjam uang untuk bekal makan. Tetapi saat Udin mendapatkan rumusnya, dia pun mulai merangkak lagi dari posisi terbawah hingga ke posisi cukup stabil dan menyenangkan. 
Dia menemukan sebuah peluang bisnis dengan keuntungan yang lumayan dari bisnis produk herbal. Mulai deh Udin mengeluarkan modal untuk membeli produk, menyetoknya, lalu melakukan promosi kesana kemari, bahkan melalui media online dan social media. Dari berbagai pengalaman kegagalan yang dialami, Udin jadi tahu jurus rahasia untuk mencapai sukses dalam berbisnis produk herbal tersebut hingga seiring berjalannya waktu, hanya dalam kurun waktu kurang lebih 10 bulan menekuni usaha tersebut, akhirnya Udin bisa menjadi Pusat Grosir untuk produk herbal tersebut.
Mohon maaf, untuk penjelasan mengenai prosesnya dan kisah lebih lengkap hingga Udin mencapai kesuksesan tidak bisa disampaikan disini karena akan membuat pembahasan terlalu panjang. Namun dari apa yang Udin alami dan praktekkan, berikut jurus rahasia untuk mencapai sukses ala Udin hingga bisa menjadi Pusat Grosir :

Terbuka Terhadap Segala Peluang Yang Hadir
Inilah yang harus dimiliki oleh siapapun yang mengharapkan kesuksesan. Tanpa melakukannya, maka semua jalan yang bisa jadi mengantarkan kita ke gerbang kesuksesan malah hanya akan dilewatkan begitu saja tanpa ingin mencoba untuk memasukinya. Udin mencoba berbagai peluang yang hadir kepadanya, kemudian mencobanya. Mengenai kegagalan, itu adalah resiko yang harus ditanggung, karena pengalaman yang didapatkan lebih berharga daripada kerugian materi dan waktu yang kita keluarkan.

Berani Mengambil Resiko
Saat Udin diharuskan untuk membeli produk dan menyetoknya, maka Udin langsung bersikap tegas dan berani mengambil resiko untuk menggunakan modalnya membeli produk yang dimaksud. Cara ini akan membuat siapapun berupaya agar stok produk yang dimilikinya terjual dan laku. Berbeda halnya dengan orang yang hanya menawarkan dan melakukan promosi tanpa menyetok produk, maka usahanya tidak akan semaksimal orang yang menyetok produk.

Tentukan Tujuan Dan Fokuskan Segenap Kemampuan Untuk Mencapainya
Satu hal yang membuat Udin sering mengalami kegagalan dari berbagai usaha yang dicobanya, adalah dia tidak fokus terhadap tujuan yang ingin dicapainya. Namun saat Udin memutuskan fokus ke bisnis produk herbal, walau di awal hasilnya tidak terlalu membanggakan, namun seiring waktu hasil kerja keras yang dilakukan berbuah manis dan mengantarkannya sebagai Pusat Grosir.
Setiap jenis bisnis memiliki peluang yang baik, namun itu semua kembali kepada orang yang menjalaninya. Sebagus apapun peluang yang ada, kalau sumber dayanya hanya mempunyai mental “tempe”, maka hasilnya pun tidak akan terlalu maksimal. Begitu pun sebaliknya, sekecil apapun peluang yang ada, kalau sumber dayanya memiliki mental “baja”, maka cobaan dan kesulitan apapun sanggup dijalani hingga bisa mencapai keberhasilan.

Evaluasi Dan Analisis
Hal kedua terakhir yang termasuk ke dalam jurus rahasia mencapai sukses adalah harus melakukan proses evaluasi dan analisis. Hasil dari proses ini, Anda akan tahu trik yang lebih jitu untuk mencapai tujuan, lebih tahu bagaimana cara mengantisipasi kegagalan, bisa lebih tahu bagaimana prospek yang menjadi pasar Anda.

Jangan Lupa Allah SWT
Ini adalah hal terakhir dan terpenting yang harus diingat siapapun, karena manusia adalah hamba Allah Swt. maka kita harus melakukan kerja keras dan upaya dengan niat karena Allah Swt, agar apa yang dilakukan, setiap harta yang dikeluarkan, setiap langkah yang dilakukan, serta setiap niat yang terbersit mendapatkan catatan pahala sebagai sebuah amal baik. Selain itu, dengan tidak melupakan Allah Swt. kita akan lebih yakin dan sabar manakala mengalami kegagalan dan menyadarinya sebagai salah satu kehendak Allah yang harus kita terima dengan ikhlas.

Demikian informasi sederhana yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat..


Sumber :          https://virouz007.wordpress.com/2014/03/18/jurus-rahasia-untuk-                            mencapai-sukses/

0 Wirausaha


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Wirahusaha

        Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. Sedangkan Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk : (1) memperkenalkan produk baru, (2) memperkenalkan metode produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
        Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang  lebih besar. Kewirausahaan berasal dari bahasa perancis disebut entrepreneurship dan kalau diterjemahkan secara harfiah punya pengertian sebagai perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal .
        Perilaku- perilaku seorang wirausaha yang harus dimiliki diantranya adalah perilaku kerja keras. Saya yakin anda sudah mengetahui definisi dari kerja keras ini, maksud dari kerja keras adalah perilaku yang tidak mudah menyerah, tidak mudah mengeluh dan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan sampai selesai. Seorang wirausaha yang bekerja keras akan mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada untuk kepentingan pribadi dan usahanya (tidak ada waktu yang terbuang sia-sia). Perilaku seorang wirausaha yang selanjutnya adalah perilaku keyakinan diri. Maksud dari perilaku keyakinan diri adalah suatu perilaku atau sikap percaya diri atau yakin atas kemampuan yang dimiliki, sehingga bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa ragu-ragu dan selalu optimis untuk mencapai kesuksesan dalam usahanya. Perilaku seorang wirausaha yang selanjutnya adalah pengambilan risiko. Maksud dari perilaku yang satu ini adalah seorang wirausaha harus mempunyai keberanian dalam memutuskan suatu keputusan yang ada risikonya, seorang wirausaha juga harus siap menanggung risiko yang akan dihadapinya. Walaupun demikian seorang wirausaha juga dituntut untuk cermat, berhati-hati dan memperhitungkan benar risiko yang akan didapat.
     Kunci penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Kunci penting ini akan membuat seorang wirahusaha terus menggembangkan bisnis yang dia miliki, untuk menjadi lebih banyak lagi. Caranya dengan terus melakukan perbaikan inovasi dari produk atau yang dipasarkar. Menuangkan kreativitas pada produk yang akan di inovasi, hal ini akan membuat penikmat produk atau jasa terus menggunakan produk atau jasa si wirahusaha tersebut.

Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
  1. Keinginan untuk berprestasi
  2. Keinginan untuk bertanggung jawab
  3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
  4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil
  5. Rangsangan oleh umpan balik
  6. Aktivitas energik
  7. Orientasi ke masa depan
  8. Keterampilan dalam pengorganisasian
  9. Sikap terhadap uang

Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi :
  1. Kemampuan inovatif
  2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
  3. Keinginan untuk berprestasi
  4. Kemampuan perencanaan realistis
  5. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
  6. Obyektivitas
  7. Tanggung jawab pribadi
  8. Kemampuan beradaptasi
  9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator


Tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland, yaitu:
1.   Kebutuhan untuk berprestasi (n-Ach). Kebutuhan n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
2.   Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil). Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
3.   Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow). Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru, antara lain:
Konsumen, yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka.
Perusahaan yang sudah ada, yaitu wirausahawan harus selalumemperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga dapat membentuk peluang baru.
Saluran distribusi, merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar.
Pemerintah, merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu gagasan tentang usaha baru.
Penelitian dan pengembangan. merupakan suatu kegiatan yang sering menemukan atau menghasilkan suatu gagasan produk baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.
Unsur-unsur analisa pulang pokok, terdiri dari:
  1. biaya tetap
  2. biaya variabel
  3. biaya total
  4. pendapatan total
  5. keuntungan
  6. kerugian
  7. titik pulang pokok

Pemilikan tunggal (firma) merupakan organisasi bisnis kecil paling umum. Perusahaan dimiliki dan dijalankan satu orang. Hanya memerlukan izin dan mendaftar untuk memulai usaha.
Keuntungan: kewajiban hukum yang dipenuhi hanya sedikit dan tidak semahal bentuk kongsi atau perseroan, pemilik tidak membagi laba dengan siapapun, tidak perlu berkonstultasi dengan sesame pemilik atau rekanan sehingga memiliki kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian sepenuhnya, pemilik dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk keputusan manajemen sehari-hari, dan pemilikan tunggal biasanya bebas dari pengawas pemerintah dan perpajakan khusus.
Kerugian: kewajiban dan tanggung jawab tidak terbatas atas seluruh utang perusahaan, modal yang tersedia jauh lebuh kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya, dan sukar mendapatkan pembiayaan jangka panjang dan sangat tergantung keterampilan pemilik menyebabkan perusahaan tidak stabil.
Kongsi merupakan asosiasi dari dua orang atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. Ayat-ayat perjanjian dari kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan sumbangan masing-masing rekanan kepada bisnis.
Keuntungan: formalitas hukum dan pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan dalam pendirian perseroan, para rekanan termotivasi untuk menerapkan kemampuan terbaik karena ikut mendapatkan laba, lebih mudah mendapatkan modal besar dan memiliki ketarampilan yang lebih luas dibandingkan firma, dan pengambilan keputusan lebih luas dibandngan perseroan.
Kerugian: terdapat kewajiban tak terbatas minimal bagi seorang rekanan, dapat berakhir kapan saja dan dapat dilanjutkan dengan membentuk kongsi baru, kongsi relatif lebih sukar untuk memperoleh modal dalam jumlah besar dibandingkan perseroan, dan rekanan merupakan agen bisnis itu dan tindakan mereka mengikat rekanan lain.
Perseroan merupakan jenis organisasi bisnis paling rumit. Biasanya dibentuk dengan kekuasaan dari sebuah badan pemerintah dan harus menurut hukum dagang, dan peraturan-peraturan pemerintah pusat maupun daerah.
Keuntungan: kewajiban terbatas hanya dalam jumlah saham, kepemilikan dengan mudah dipindahkan keorang lain, memiliki ekstensi hukum yang terpisah, ekstensi perusahaan relative lebih stabil dan permanen sehingga perusahaan dapat berjalan melaksanaan usahanya, pendelegasian kekuasaan pada manajer professional, dan perseroan sanggup menggaji spesialis.
Kerugian: kegiatannya dibatasi oleh akte pendirian sesuai hukum dan perundangan, banyak peraturan pemerintah yang harus diperhatikan, membutuhkan biaya yang besar dalam pendiriannya, dan pajak yang tinggi karena adanya berbagai instasi pemerintah. 
Perusahaan yang go public biasanya memperoleh cara mudah untuk mendapatkan modal tambahan terutama utang. Tidak hanya pembiayaan hutang tetapi modal ekuitas masa depan lebih mudah diperoleh ketika diperoleh kenaikan harga saham.
Keuntungan: diperolehnya modal ekuitas baru, diperoleh nilai dan kemampuan dialihkan dari aktiva organisasi, kemampuan untuk mendapatkan dana dimasa depan dengan relative lebih mudah, dan mendapatkan prestise.
Kerugian: hilangnya fleksibilitas dan meningkatnya beban administrasi yang diakibatkannya.
Penyediaan sumber daya manusia yang semestinya adalah sangat penting bagi wiraswastawan. Produktivitas pada semua organisasi kewiraswastaan ditentukan oleh bagaimana sumber daya manusia berinteraksi dan bergabung untuk menggunakan sumber daya system manajemen. Faktor-faktor seperti latar belakang, umur, pengalaman yang berhubungan dengan jabatan, dan tingkat pendidikan formal kesemuanya mempunyai peranan di dalam menentukan tingkat ketepatan posisi individu-individu pada organisasi kewiraswastaan.
Langkah-langkah penyediaan sumber daya manusia :
Description: *      Perekrutan karyawan
         Penarikan tenaga kerja adalah langkah pertama di dalam menyediakan sumber daya manusia
         bagi organisasi kewiraswastaan setiap kali terdapat posisi yang kosong.
Description: *      Seleksi calon karyawan
        Seleksi tenaga kerja adalah penyaringan awal dari calon sumber daya manusia yang tersedia
        untuk mengisi suatu posisi. Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga jumlah yang relatif  
        sedikit calon karyawan dari mana seseorang akhirnya akan disewa.
Description: *      Pelatihan karyawan
         Pelatihan karyawan adalah keterampilan yang diajarkan pihak perusahaan kepada karyawannya.
Description: *      Penilaian hasil kerja
        Penilaian tentang hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawannya, apakah sesuai dengan
        yang diharapkan atau belum.
Pengertian Seleksi adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Langkah-langkah dalam melakukan proses seleksi
Description: *      Penyaringan Pendahuluan dari rekaman, berkas data, dll
Description: *      Wawancara Pendahuluan
Description: *      Tes Kecerdasan (intelegence)
Description: *      Tes Bakat (Aptitude)
Description: *      Tes Kepribadian (Personality)
Description: *      Rujukan Prestasi (Performance References)
Description: *      Wawancara Dianostik
Description: *      Pemeriksaan Kesehatan
Description: *      Penilaian Pribadi

Sumber :
http://mari-belajardanberbagi-ilmu.blogspot.co.id/2014/10/kewirausahaan.html
https://ifanata91.wordpress.com/2012/10/27/tugas-kewirausahaan-1/
http://www.kitapunya.net/2015/09/9-macam-perilaku-seorang-wirausaha.html
http://riandibarzaman.blogspot.co.id/2014/04/kewirausahaan_28.html



Rabu, 03 Juni 2015

0 Tulisan Mengenai Dosen Softskill Pengetahuan Lingkungan


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Tulisan Mengenai Dosen
Softskill Pengetahuan Lingkungan

Dosen matakuliah softskill “Pengetahuan Lingkungan" yaitu Ibu Yuyun Yuniar memberikan tugas untuk menceritakan tentang diri beliau menurut diri kami pribadi. Bu yuyun sendiri bukan pertama kalinya dia mengajar kelas kami, di semester sebelumnya beliau juga megajari kami tentang mata kuliah Analisi Keputusan, sehingga di semester ini saya sudah tidak heran lagi dengan dosen yang satu ini. Menurut pendapat pribadi saya beliau merupakan sosok dosen yang baik, baik memberikan nilai juga hehe. Beliau juga dalam memberikan materi pembelajaran tentang matakuliah yang diajarkan sangat mudah dipahami sehingga mahasiswa dapat mengerti apa yang beliau sampaikan. Yaaah mungkin hanya ini yang bisa saya tulis kurang lebihnya saya pribadi mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan ini.  Terima kasih





Selasa, 28 April 2015

1 SEBUTKAN LANGKAH LANGKAH PERUSAHAAN YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PENERAPAN ISO 14001


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
LANGKAH LANGKAH PERUSAHAAN YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PENERAPAN ISO 14001

Sebagai upaya mewujudkan perusahaan yang ramah lingkungan atau peduli dengan lingkungan maka dibutuhkan upaya nyata untuk melakukan hal tersebut melalui suatu sistem pengelolaan manajemen lingkungan yang handal, efektif, terdokumentasi, serta mendorong untuk selalu dilakukan peningkatan seperti halnya penerapan Sistem Manajemen Lingkungan mengacu pada standar ISO 14001;2004.  Hal ini perlu dukungan dari semua pihak, baik manajemen, karyawan serta semua pihak yang terkait. ISO 14001 sebagai referensi untuk menjalankan sistem manajemen lingkungan merupakan standar internasional yang di terbitkan oleh ISO “ International Standards for Organitation” dimana prinsip dasar nya adalah “control” terhadap semua aspek yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Ada berbagai tahapan untuk dapat mengembangkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan efektifitas sistem diantaranya:
Tahap 1: Persiapan
Tahap 1: Pengembangan
Tahap 3: Penerapan
Tahap 4: Evaluasi dan Monitoring
Tahap 5: Sertifikasi
Tahap 6: Pemeliharaan dan Improvement
TAHAP 1. PERSIAPAN
Sebagai langkah awal untuk pengembangan, penerapan, sistem manajemen lingkungan adalah persiapan. Dalam persiapan ada beberapa hal yang dilakukan, diantaranya:
Pembentukan Tim
Organisasi atau perusahaan ketika akan mengembangkan, menerapkan sistem manajemen lingkungan, maka sebagai langkah awal Manajemen Puncak dalam hal ini Direktur Utama harus menunjuk Tim yang berperan dalam pengembangan, penerapan, pemeliharaan dan peningkatan efektifitas sistem manajemen lingkungan. Seperti yang di atur dalam persyaratan ISO 14001:2004 clausa 4.4.1 Tim yang dibentuk ini di ketuai oleh seseorang yang di sebut Management Representative :
Adapun tugas, tangung jawab dari Tim Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 diataranya:
Manajemen Puncak:
Manajemen Puncak merupakan pimpinan tertinggi di Organisasi atau perusahaan, yang dapat berupa Board of Director atau cukup Direktur Utama.
Management Representative (MR)
Selajutnya Manajemen Puncak menunjuk seorang Management Representative dimana dengan kemampuan yang dimiliki ditunjuk sebagai pemimpin tim sistem manajemen lingkungan.
Document Controler (DC)
Management Representative di bantu dengan Document Controler yang merupakan personel yang ditunjuk dengan tugas tanggung jawab:
  • Membantu MR dan Working Group dalam melakukan dokumentasi sistem manajemen lingkungan
  • Dengan persetujuan MR mengendalikan seluruh dokumen sistem manajemen lingkungan
  • Melakukan adminitrasi dan fileing seluruh kegiatan management representative
  • Menyiapkan data untuk kebutuhan kajian manajemen
  • Memyimpan rekaman sistem manajemen lingkungan dan melakukan pemusnahan record yang menjadi tanggung jawab MR setelah masa retensi sudah habis
Working Group
Selain Document ControlerManagement Representative juga dibantu oleh kelompok kerja (Working Group) yang merupakan tim yang di ambil mewakili masing-masing fungsi yang ada di Organisasi atau perusahaan.
Auditor Internal Sistem Manajemen Lingkungan
Sistem Manajemen Lingkungan yang dikembangkan secara periodik harus dilakukan evaluasi efektifitas penerpannya. Salah satu mekanisme evaluasi yang diwajibkan oleh standar ISO 14001 adalah dengan melakukan audit Internal. Untuk dapat melakukan audit internal secara efektif maka harus memiliki Tim Auditor Internal yang kompeten dan independent. Tim Auditor internal inilah yang merupakan personel yang telah memiliki kualifikasi sebagai auditor internal, yang memiliki kemampuan untuk melakukan audit serta memahami proses yang audit.
Pembentukan Komitmen
Apabila Manajemen Puncak sudah menetapkan Tim Sistem Manajemen Lingkungan, maka bagian dari persiapan adalah dengan menumbuhkan komitmen tim maupun seluruh karyawan Organisasi atau perusahaan. Komitmen ini memegang peranan yang sangat penting dalam menjamin kesuksesan pengembangan, penerapan dan pemeliharaan efektifitas sistem manajemen lingkungan. Ada berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan komitmen baik untuk tim maupun karyawan diantaranya:
  1. Tim dan karyawan harus mengetahui maksud dan tujuan dari penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001
  2. Proses sosialisasi yang intensif dan masif bagi seluruh karyawan
  3. Menunjuk tim dalam suatu Surat Keputusan yang sekaligus diberikan penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab sebagai Tim.
  4. Komunikasi yang efektif antara Manajemen Puncak, Tim dan Seluruh karyawan
  5. Reward and punishment system
Penetapan Ruang lingkup
Penetapan ruang Lingkup penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004 di Organisasi atau perusahaan dilakukan di awal sebelum dilakukan pengembangan. Organisasi atau perusahaan , ketika mengembangkan, menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan harus menetapkan ruang lingkup sistem nya, apakah sistem yang dibangun mencakup semua area atau akan membuat skala prioritas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan apakah pengembangan dan penerapan sistem akan dilakukan mencakup seluruh area atau dilakukan secara parsial. diantarannya:
  1. Kesiapan infrastruktur untuk mengendalikan atau mencegah dampak negatif lingkungan dari kegiatan untuk setiap area
  2. Kesiapan Tim dan karyawan dalam menerapkan sistem manajemen lingkungan
  3. Ketersediaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan persyaratan baik infrastruktur maupun peraturan perundang-undangan terkait dengan lingkungan yang relevan
  4. Tingkat dampak lingkungan sebagai efek samping kegiatan yang dilaksanakan di masing-masing area/ proses.
  5. Tuntutan dari pihak-pihak terkait

Penyediaan Sumber daya
Dalam menerapkan suatu sistem manajemen, apalagi sistem manajemen lingkungan maka tidak akan terlepas dari kebutuhan sumber daya, di mana sumber daya ini menjadi penggerak untuk menjamin efektivitas penerapan sistem manajemen lingkungan. Tanpa ketersediaan sumber daya yang memadai, maka penerapan sistem manajemen ini dapat menjadi kurang efektif atau bahkan sulit untuk dilaksanakan. Adapun sumber daya di harus di persiapan untuk kebutuhan penerapan sistem manajemen lingkungan seperti yang di atur dengan Persyaratan ISO 14001;2004 clausa 4.4.1 mencakup di ataranya:
  • Sumber daya manusia termasuk kemampuan spesifik yang dibutuhkan untuk menjamin efektivitas penerapan sistem manajemen lingkungan
  • Infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengendalikan dan mengurangi dampak negatif dari kegiatan yang dilakukan oleh Organisasi atau perusahaan
  • Teknologi yang diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif pencemaran lingkungan
  • Keuangan yang dibutuhkan untuk membiayai seluruh kegiatan untuk menjamin efektivitas penerapan sistem manajemen lingkungan

TAHAP 2: PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN
Apabila persiapan untuk pengembangan sistem manajemen lingkungan sudah cukup dengan, indikator:
  • Terbentuknya tim ISO 14001 dengan di pimpin oleh Management Representative yang di kuatkan dalam bentuk surat keputusan oleh Direktur Utama
  • Ruang lingkup penerapan sistem yang sudah di tetapkan
  • Komitmen Tim dan Manajemen sudah ditunjukkan termasuk komitmen terhadap penyediaan sumber daya

maka langkah berikutnya adalah pengembangan sistem manajemen. Pengembangan sistem Manajemen Lingkungan harus mengacu pada persyaratan standar ISO 14001:2004, sehingga pada akhirnya kalau sistem memenuhi standar ISO 14001:2004 maka dapat dilakukan sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan yang sudah di terapkan.
Untuk dapat mengembangkan sistem manajemen dengan baik maka dibutuhkan bimbingan konsultan yang berpengalaman dalam pengembangan, penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 di mana langkah awalnya yang harus dilakukan adalah transfer knowladge melalui proses pelatihan. Tujuan dari pelatihan awal ini adalah:
  • Memberikan pengetahuan kepada Tim tentang konsep sistem manajemen lingkungan
  • Memberikan pengertian tentang interpretasi persyaratan ISO 14001:2004
  • Memberikan arahan bagaimana melakukan pengembangan dan penerapan sistem manajemen lingkungan
  • Memberikan arahan tentang sistem dokumentasi Sistem Manajemen lingkungan
  • Memberikan pengertian bagaimana melakukan risk assessment terkait dengan aspek dan dampak lingkungan

Pembuatan Kebijakan Lingkungan, Objective dan Target
Dalam hal pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan, maka langkah awal dokumen yang dibuat adalah merumuskan kebijakan perusahaan terkait dengan Lingkungan atau disebut dengan Kebijakan Lingkungan ( Environment Policy). Dengan kebijakan lingkungan di buat, maka akan digunakan sebagai salah satu dasar untuk penyusunan objective dan target , serta Pedoman Lingkungan, Prosedur Sistem Manajemen Lingkungan serta dokumen lain. Menurut standar ISO 14001;2004 clausa 4.2 bahwa Kebijakan Lingkungan harus di buat dan ditetapkan oleh manajemen puncak dalam hal ini Direktur Utama dimana dalam kebijakan tersebut harus:
  • Sesuai dengan sifat, bisnis dan skala organisasi termasuk dampaknya terhadap lingkungan
  • Harus adanya komitmen untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan serta peningkatan secara terus menerus
  • Harus juga berisi komitmen untuk memenuhi peraturan perundang-undangan yang relevan serta persyaratan lain.
  • Menjadi kerangka untuk menetapkan objective dan target
  • Terdokumentasi, di terapkan dan di pelihara kesesuaiannya
  •  Dikomunikasikan ke seluruh karyawan
  • Tersedia untuk kepentingan umum
  •  
Pembuatan Dokumen
Dokumen merupakan referensi untuk melakukan aktivitas yang perupakan perwujudan dari Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004. Dengan adanya dokumen ini banyak manfaat yang diperoleh diantaranya:
  • Memberikan arahan dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
  • Menjaga konsistensi pelaksanaan pekerjaan
  • Media untuk evaluasi efektivitas sistem serta peningkatan efektivitas sistem
  • Media untuk training karyawan
Pedoman Lingkungan
Pedoman lingkungan merupakan dokumen yang berisi kebijakan srategis perusahaan dalam menjalankan Sistem Manajemen Lingkungan. Dalam pedoman lingkungan ini berisi tentang:
  • Kebijakan lingkungan
  • Objective dan Terget Lingkungan
  • Deskripsi tentang ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
  • Deskripsi tentang bagaimana organisasi memenuhi persyaratan standar ISO 14001;2004 yang diwujudkan dalam kebijakan strategis
  • Struktur organisasi dan Tim
  • Interaksi dengan dokumen lain
Prosedur Lingkungan
Prosedur lingkungan merupakan dokumen yang berisi tentang bagaimana menjalankan kebijakan strategis yang ada dalam Pedoman Lingkungan, yang merupakan proses manajemen dalam Organisasi atau perusahaan. Apabila organsiasi telah menerapkan sistem Manajemen Mutu di mana sudah terdapat banyak prosedur mutu/ Operasi, dan bahkan beberapa prosedur merupakan prosedur pengelolaan lingkungan yang dibutuhkan dalam penerapan Sistem Manjemen Lingkungan seperti;
  1. Prosedur Operasi Pengelolaan Lingkungan
  2. Prosedur Operasi Pemeliharaan Infrastruktur Properti
  3. Prosedur Operasi Kebersihan
  4. Prosedur Operasi Keamanan
  5. Prosedur Operasi Pengendalian Lingkungan Hidup
Di samping itu juga beberapa Prosedur Sistem Manajemen yang tentunya hampir sama dengan yang dibutuhkan untuk penerapan Sistem Manajemen Lingkungan seperti:
  1. Prosedur Operasi pengendalian Dokumen
  2. Prosedur Operasi Rapat Tinjauan Manajemen
  3. Prosedur Operasi pengendalian Catatan Mutu
  4. Prosedur Operasi Perbaikan dan pencegahan Ketidaksesuaian dalam Sistem
  5. Prosedur Operasional Internal Audit

Instruksi Kerja
Instruksi Kerja merupakan dokumen spesifik untuk kegiatan individu atau kelompok kerja tentang kegiatan lingkungan yang kritis yang membutuhkan acuan kerja untuk mencegah ketidak sesuaian. Jadi Instruksi Kerja di buat untuk hanya untuk kegiatan yang kritis saja, dimana kalau tidak ada acuan kerja karyawan dapat melakukan kegiatan spesifik tersebut dengan berbagai metode yang dapat menimbulkan ketidaksesuaian terhadap pengendalian manajemen lingkungan. Organisasi atau perusahaan terkait dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sudah menyusun Instruksi Kerja terkait dengan mutu dan lingkungan. Beberapa contoh diantaranya seperti:
  1. Instruksi Kerja pemantauan pengangkutan sampah dan limbah organik
  2. Instruksi Kerja penilaian kebersihan Lingkungan
  3. Instruksi Kerja patroli lingkungan
  4. Instruksi Kerja pencegahan bahaya kebakaran
  5. Instruksi Kerja penanggulangan bahaya kebakaran
  6. Instruksi Kerja pengamanan perbengkelan dan lain-lain
Untuk kebutuhan Instruksi kerja dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan, lebih spesifik dapat di dasarkan dari hasil Identifikasi Aspek dan Dampal Lingkungan dimana Instruksi Kerja dibuat berdasarkan kebutuhan untuk pengendalian atau pencegahan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu Instruksi Kerja yang dibutuhkan untuk penerapan sitem manajemen lingkungan sebaiknya terintegrasi dengan Instruksi Kerja yang digunakan untuk Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan
Sistem Manajemen Lingkungan merupakan sistem manajemen yang berbasis resiko, dimana sistem ini digunakan untuk mengendalikan resiko lingkungan ( Environtment Risk Management). Oleh karena itu bagian dari tahapan pengembangan sistem maanjemen lingkungan maka organisasi harus melakukan Environtment Risk Assessment atau melakukan Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan. Agar dapat melakukan secara kosnisten maka perlu di buat prosedur terdokumentasi untuk pelaksanaan Risk Assessment tersebut seperti yang di atur dalam standar ISO 14001:2004 clausa 4.3.1. Berdasarkan Standar ISO 14001:2004 yang dimaksud aspek lingkungan adalah bagian dari organisasi yang dapat berupa aktifitas, produk atau pelayanan yang berinteraksi dengan lingkungan, sebagai contoh:
  • Pengoperasian genset
  • Penggunaan air
  • Penggunaan AC
  • Penggunaan Energi
  • Proses Maintenance
  • Pemakaian bahan B3
Sedangkan dampak lingkungan (environment impact) merupakan segala perubahan yang terjadi pada lingkungan baik merugikan atau menguntungkan, secara keseluruhan atau sebagai hasil dari aspek lingkungan (definisi standar ISO 14001;2004 point 3.7). Contoh dampak lingkungan diantaranya:
  • Pencemaran udara
  • Pencemaran tanah
  • Pencemaran air
  • Menghasilkan limbah B3
  • Menghasilkan limbah Non B3
  • Pengurangan sumber daya alam
  • Ganguan kesehatan / keselamatan
  • Penipisan lapisan ozon

Identifikasi dan Evaluasi pemenuhan Peraturan perundang-undangan 
Sebagai salah satu persyatan yang diminta Sistem Manajemen Lingkungan dalam Standar ISO 14001:2004 clausa 4.3.2 adalah melakukan identifikasi dan mengakses semua peraturan perundang lingkungan yang relevan dan sesuai dengan kegiatan, produk / jasa yang dilakukan oleh Organisasi atau perusahaan. Disamping itu juga dalam clausa 4.5.2 diatur terkait dengan identifikasi dan kepemilikan peraturan perundang-undangan maka Organisasi atau perusahaan maka harus mengevaluasi pemenuhannya. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan lingkungan ada dalam berbagai bentuk yakni:
  • Undang-undan, contoh: Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan Lingkungan Hidup
  • Peraturan pemerintah, contoh: Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air
  • Surat Keputusan menteri / Peraturan Menteri, contoh : Kepmen LH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL
  • Peraturan Daerah/ Keputusan Gurbernur, contoh: Peraturan Daerah No. 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

TAHAP 3. PENERAPAN
Sosialisasi Dokumen
Sebagai langkah awal untuk penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001;2004, maka seluruh dokumen sistem manajemen lingkungan yang sudah di setujui di distribusikan ke semua pengguna dokumen serta harus dilakukan sosialisasi. Management Representative mengkoordinasi pelaksanaan sosialisasi bekerja sama dengan Departemen HRD. Program sosialisasi di rancang untuk semua karyawan  mulai dari level manajemen puncak sampai dengan seluruh karyawan. Sosialisasi juga dilakukan ke pihak eksternal yang terkait pengelolaan lingkungan dengan Organisasi atau perusahaan diantaranya:
·         Suplier dan sub contractor
·         Pelanggan
·         Tamu
·         Jika diperlukan masyarakat sekitar
Tujuan dari sosialisasi adalah:
  • Memastikan semua pihak terkait memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam penerapan, pemeliharaan Sistem manajemen Lingkungan
  • Semua pihak terkait mampu menjalankan sistem secara efektif untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan sistem.
  • Meningkatkan kesadaran semua karyawan dan pihak pihak terkait untuk menjalankan sistem manajemen lingkungan
  • Mengajak semua orang untuk berkontribusi, berkomitmen dan mendukung penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
Program sosialisasi dapat dilakukan melalui: Pelatihan, Brosur, Briefing, Meeting, News latter dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.
Penerapan Sistem
Seperti halnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Sistem Manajemen Lingkungan untuk bisa mencapai tujuan perusahaan maka juga harus di implementasikan. Management Representativebersama working group mengkoordinasi penerapan sistem pada setiap fungsi relevan. Penerapan sistem di lakukan serentak di setiap fungsi di buktikan dengan rekaman serta praktek pelaksanaan baik itu Pedoman, Kebijakan, Objective dan target, Prosedur, Instruksi Kerja dan lain-lain.
Bukti bahwa Pedoman Lingkungan sudah diimplementasikan maka minimal kebijakan- kebijakan strategis tentang manajemen lingkungan di pahami dan di mengerti minimal tingkat Kepala Departemen, dan tentunya dilaksanakan. Sedangkan bukti objektif bahwa Kebijakan Lingkungan sudah diimplementasikan adalah Kebijakan itu telah dikomunikasikan ke semua karyawan, di pahami dan di mengerti oleh semua karyawan serta pihak-pihak yang terkait seperti: supplier, Sub kontraktor , pelanggan dan bahkan masyarakat sekitar. Bukti objektif bahwa Objective dan target sudah diimplementasikan ditunjukan dengan program yang sudah di jalankan sesuai dengan tata waktu yang ditetapkan serta pencapaian target sudah dilakukan monitoring dan evaluasi. Bukti objektif bahwa prosedur sudah di implementasikan adalah proses manajemen sudah dijalankan sesuai dengan prosedur dibuktikan dengan rekaman/ catatan penerpannya, demikian juga dengan Instruksi kerja. Sedangkan untuk Prosedur Tanggap Darurat harus sudah dibuktikan dengan dilakukannya simulasi terhadap prosedur tersebut.

TAHAP 4. MONITORING DAN EVALUASI
Sistem Manajemen yang diimplementasikan, untuk mengetahui sejauh mana efektivitas maka diperlukan monitoring dan evaluasi. Kegiatan Monitoring dan evaluasi yang dilakukan mencakup:
Internal Audit
Salah satu proses internal yang digunakan untuk mengevaluasi efektifitas sistem manajemen lingkungan adalah internal audit seperti diatur dalam standar ISO 14001:clausa 4.5.5. Internal audit merupakan proses sistematis dan independen untuk mengevaluasi sejauh mana efektivitas sudah di jalankan dengan mengevaluasi bukti objektif yang dimiliki. Proses sistematis yang berarti proses internal audit di atur dalam suatu prosedur terdokumentasi, yang kemudian dijalankan oleh suatu tim independen dan kompeten, terprogram dan terjadual untuk setiap periode tertentu. Internal audit ini dilakukan oleh Tim Internal yang independen yang berarti auditor tidak boleh mengaudit pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan yang menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan kompeten berarti seorang auditor internal harus mampu melakukan audit , dengan mengetahui teknik audit, mengerti sistem manajemen lingkungan serta mengetahui proses yang di audit. Oleh karena itu seorang auditor internal harus mendapat pelatihan auditor internal dari trainer yang kompeten. Selain persyaratan ISO 14001:2004 clausa 4.5.5 acuan detail pelaksanaan audit internal sistem manajemen lingkungan dapat menggunakan ISO 19011.
Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Lingkungan
Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 harus di monitoring kinerjanya, apakah mencapai tujuan atau tidak. Tujuan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan adalah bagaimana Organisasi atau perusahaana dapat mencegah atau mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan akibat kegiatan, produk atau jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu kinerja dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan dan pencapaian objective dan target PT Kawasan Beriket Nusantara, serta sejauh mana pemenuhan kinerja lingkungan melalui pemeriksaan parameter lingkungan melalui pengujian laboratorium baik dilakukan secara internal maupun eksternal. Management Representativemengkoordinasi pelaporan pencapaian objective target dari setiap fungsi secara periodik, serta melaporkannya ke Direktur Utama. Kepala Departemen di Organisasi atau perusahaana berkewajiban melaporkan pencapaian objective target ke Management Representative secara periodik.
Kinerja lingkungan ini digunakan sebagai indikator sejauh mana efektifitas pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan di organisasi. Management Representative bertangung jawab melaporkan kinerja tersebut ke Direktur Utama secara periodik melalui Rapat Kajian Manajemen.
Kajian Manajemen
Seluruh standar Sistem manajemen yang diterbitkan oleh ISO, selalu mensyaratakan adanya kajian manajemen sebagai salah satu kegiatan untuk mengali dan mendorong improvement. Dalam Standar ISO 14001:2004 pelaksanaan kajian manjemen di atur dalam clausa 4.6 dimana tangung jawab pelaksanaanya ada di bawah Direktur Utama. Management Representative berkewajiban untuk mengkoordinasi pelaksanaanya, serta melaporkan kinerja Sistem Manajemen Lingkungan dalam forum kajian manajemen.

TAHAP 5. PROSES SERTIFIKASI
Pemilihan Badan Sertifikasi
Apabila Sistem Manajemen Lingkungan sudah dijalankan secara efektif di buktikan dengan hasil internal audit dan kajian manajemen, maka saatnya Management Representative untuk melakukan pemilihan Badan Sertifikasi. Badan sertifikasi merupakan suatu lembaga baik bersifat nasional ataupun internasional yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk melakukan audit sertifikasi terhadap sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004. Pemilihan badan sertifikasi tergantung kebutuhan Organisasi atau perusahaan karena di Indonesia terdapat banyak lembaga/ badan sertifikasi baik yang bersifat Nasional maupun Internasional.
Initial Audit
Sesuai dengan guide line ISO, bahwa Sistem Manajemen berbasis resiko seperti halnya Sistem Manajemen lingkungan ISO 14001:2004 wajib dilakukan initial audit sebelum dilakukan main audit/ certification audit dari badan sertifikasi. Tujuan dari initial audit adalah:
·                     Untuk mengetahui kesiapan untuk dilaksanakan main audit
·                     Untuk memastikan ruang lingkup pelaksanaan audit
Sebelum dilaksanakan initial audit, maka badan sertifikasi meminta untuk di kirimkan dokumen Sistem Manajemen Lingkungan untuk dilakukan desk study. Dokumen yang di kirim tersebut mencakup Pedoman, Kebijakan, Objective dan target, serta prosedur.
Main Audit/ Certification Audit
Main audit merupakan audit tahap penentuan untuk menentukan apakah Organisasi atau perusahaana dapat memenuhi seluruh persyaratan ISO 14001;2004 sehingga pada akhir sesion audit dapat direkomendasikan untuk mendapatkan sertifikat atau tidak. Proses audit dilakukan untuk seluruh proses dan fungsi yang ada di Organisasi atau perusahaana. Audit sertifikasi dapat dinyatakan lulus / direkomendasikan mendapat sertifikat apabila tidak ada temuan yang bersifat major. Sedangkan apabila temuan minor maka akan direkomendasikan untuk mendapatkan sertifikat, namun semu temuan minor sudah harus dibuatkan rencana tindakan perbaikan dan pencegahan dan di kirim ke badan sertifikasi. Namun apabila ada temuan major maka, perlu dilakukan audit ulang dari badan sertifikasi yang di tunjuk, terutama untuk temuan major saja. Masa berlaku sertifikat ISO 14001:2004 selama 3 tahun dan setiap 6 atau 12 bulan sekali akan dilakukansurvailance audit.

TAHAP 6. PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN
Survailance Audit
Sertifikat ISO 14001:2004 berlaku selama 3 tahun dan setiap 6 atau 12 sekali akan dilakukan auditsurvailance secara periodik dari badan sertifikasi. Tujuan dari audit survailance adalah:
·                     Memastikan apakah sistem manajemen lingkungan masih di I   mplementasikan secara konsisten
·                     Menggali peluang improvement terhadap sistem yang sudah       dijalankan
Berbeda dengan audit sertifikasi dimana proses audit dilakukan secara menyeluruh, makasurvailance audit hanya dilakukan secara partial dengan berbagai pertimbangan, diantaranya :
·                     Proses yang kritis terhadap lingkungan
·                     Area yang banyak temuan audit pada periode sebelumnya
Apa yang harus di persiapkan oleh Organisasi atau perusahaan pada saat menjelang audit survailance:
1.            Sistem Manajemen Lingkungan harus diimplementasikan secara        konsisten
2.            Objective dan Target serta program dilaksanakan serta dilakukan       pemantauan dan pengukuran pencapaian secara efektif
3.            Internal audit sudah dijalankan
4.            Kajian manajemen juga sudah di jalankan
Apabila organisasi sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001;2008, maka prosessurvailance audit dapat dilakukan secara terintegrasi dengan Sistem Manajemen Lingkungan.
Re-annual
Masa berlaku sertifikat ISO 14001:2004 hanya 3 tahun, dimana setiap 6 atau 12 bulan dilakukansurvailance audit, maka pada tahun ketiga untuk memperpanjang masa berlaku sertifikat dapat dilakukan Re annual audit. Proses re-annual audit, akan sama dengan main audit/ certificationaudit dimana audit akan dilakukan untuk seluruh proses dan fungsi.

Sumber: