Rabu, 25 Maret 2015

0 Pemrograman Linier


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Linear Programming
  
2.1       Linear Programming
            Linear progreming adalah suatu metode analitik paling terkenal yang merupakan suatu bagian kelompok teknik-teknik yang disebut programasi matematik. Sebutan “linear” dalam linear programming berarti hubungan-hubungan antar factor-faktor adalah bersipat linear atau konstan, atau fungsi-fungsi matematik yang di sajikan dalam yang di sajikan dalam model haruslah fungsi-fungsi linear (Handoko, 1984).
            Program linear (Linear Programing) adalah salah satu teknik OR yang digunakan paling luas dan di ketahui dengan baik, dan merupakan metode marematik dalam melokasikan sumberdaya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya (Mulyono, 2004).

2.2       Model linear Programming
Masalah linear programming dapat dinyatakan sebagai proses optimasi suatu fungsi tujuan (objective function) dalam bentuk : Maksimumkan (minimumkan)Z = C1X1 + CX+….+ CXdengan mengingat batasan-batasan sumber danya dalam bentuk (Handoko, 1984):
A1] X1 + A12 X+ ……………+ A 1 n X≤ B1
A2] X1 + A22 X+ ……………+ A 2 n X≤ B2
Am 1  X1 + Am 2 X+ ……………+ A m n X≤ Bm
Dan
            X≥ 0 , X≥ 0 ……………….. ….X≥ 0
Dimana G, Aij dan Badalah masukan-masukan konstan yang sering di sebut sebagai parameter model.

2.3       Formulasi Model Linear Programming
            Masalah keputusan yang sering dihadapi analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa uang, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas mesin, waktu, ruangan atau teknologi. Tugas analisis adalah mencapai hasil terbaik  yang mungkin dengan keterbatasan sumber daya itu. Hasil yang diinginkan mungkin di tunjukan sebagai maksimisasi dari beberapa ukuran seperti profil, penjualan dan kesejahtraan, atau minimisasi seperti pada biaya, waktu dan jarak. Setelah masalah diidentifikasikan, tujuan ditetapkan langkah selanjutnya adalah formulasi model matematik yang meliputi tigatahap seperti berikurt (Mulyono, 2004) :
a.  Tentukan variabel yang tak diketahui (variabel keputusan) dan yatakan dalam simbol matematis.
b.  Membentuk pungsi tujuan yang di tunjukan sebagai suatu hubungan linear (bukan perkalian) dari variabel keputusan.
c.  Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan dalam persamaan atau pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linear dari variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumberdanya masalah itu.

2.4       Asumsi-asumsi Linear Programming
Linear programming dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karenalinear programming dapat menentukan nilai optimum yang akan dicari dari asumsi-asumsi. Berikut ini adalah asumsi-asumsi dari linear programming antara lain (Handoko, 1984):
1.    Tujuan dan persamaan setiap batasan harus linear. Ini mencakup pengertian bahwa perubahan nilai Z dan penggunaan sumber daya terjadi secara proporsional Fungsi dengan perubahan tingkat kegiatan (proportional) ; sebagai contoh bila produksi satu unit memerlukan tiga orang, maka di butuhkan enam orang untuk memproduksi dua unit dalam waktu yang sama.
2.    Parameter-parameter harus di ketahui atau dapat diperkirakan dengan pasti(Deterministic). Dengan kata lain , probabilitas terjadinya setiab nilai Cj, Aij dan Bidianggap 1,0.
3.    Variabek-variabel keputusan harus dapat di bagi; ini berarti bahwa suatu penyelesaian “feasible” dapat berupa bilangan pecahan, missal : ½ Xatau ¼ X2,dan sebagainya. (Dalam kenyataannya ,hal ini akan di hilangkan pada situasi-situasi seperti scheduling penerbangan pesawat udara).

2.5       Metoda Grafik
Metoda  grafik hanya dapat di terapkan untuk memecahkan masalah – masalah linear programming yang menyangkut dua variable keputusan ( atau tiga variable dengan grafik tiga dimensi. Langkah – langkah menyelesaikan dengan menggunakan metoda grafik dapat diperinci sebagai berikut (Handoko, 1984) :
1.    Merumuskan masalah dalam bentuk matematika.
2.  Menggambarkan persamaan – persamaan batasan.
3.  Menentukan daerah”feasibilitas”.
4.  Menggambarkan fungsi tujuan.
5.  Mencari titik optimum.

2.6    Metoda Simplex
         Metoda simplex merupakan algoritma untuk memecahkan masalah umum linearprogramming. Metoda simplex adalah  suatu prosedur aljabar, yang melalui serangkain oprasi – oprasi berulang, dapat memecahkan suatu masalah yang terdIri tiga variable atau lebih.(Handoko, 1984)
Metode simplks merupakan prosedur aljabar yang bersifat alternatif, yang bergerak selangkah demi selangkah, dimulai dari suatu titik ekstrem pada daerah fisibel (ruang solusi) menuju ketitik ekstrem yang optimum. Untuk dapat lebih memahami uraian selanjutnya, berikut ini diberikan pengertian dari beberapa terminologi dasar yang banyak digunakan dalam membicarakan metode simpleks. Untuk itu, perhatikan kembali programa linier berikut ini (Dimyati, 1994):
Maks. Atau min.    :    Z = C1 X+ C2 X2 +.........+Cn Xn
Berdasarkan           :    A11 X1 + A12 X2 +.......+A1n Xn = B1
                                                A21 X1 + A22 X2 +.......+A2n Xn = B2
                                    Am1 X1 + Am2 X2+.......+Amn Xn = Bm
                                                Xi ≥ 0 (i = 1, 2, ...., n)
          Maka pembatas dari model tersebut dapat dituliskan kedalam bentuk sistem persamaan AX = b. Perhatikan suatu sistem AX = b dari m persamaan linier dalam n variabel (n > m). Definisinya adalah sebagai berikut (Dimyati, 1994):
1.        Solusi Baris
Solusi baris untuk ax = b adalah solusi dimana terdapat sebanyak-banyaknya m variabel berharga bukan nol. Untuk mendapatkan solusi basis dari ax = b maka sebanyak (n-m) variabel harus dinolkan. Variabel-variabel yang dinolkan ini disebut variabel bukan basis (NBV). Selanjutnya, dapatkan harga dari n – (n-m) =m variabel lainnya yang memenuhi ax = b, yang disebut variabel basis (bv)
2.        Solusi Basis Fisibel
Jika suatu variabel pada suatu solusi basis berharga bukan negatif, maka solusi itu disebut solusi basis fisibel (BFS).
3.        Solusi Fisibel Titik Ekstrem
Solusi fisibel titik ekstrem atau titik sudut adalah solusi fisibel yang tidak terletak pada suatu segment garis yang menghubungkan dua solusi fisibel lainnya. Jadi titik (0,0), (0,6), (2,6), (4,3), dan (4,0) adalah solusi-solusi fisibel titik sudut atau titik ekstrem pada persoalan PT. Indah Gelas. Apabila ada sejumlah n (n < 3) buah variabel keputusan, maka definisi diatas tidak cocok lagi untuk mengidentifikasi solusi fisibel titik sudut (titik ekstrem) sehingga pembuktiannya harus dengan cara aljabar.

2.7       Solusi Simpleks
Solusi Simpleks merupakan prosedur aljabar yang bersifat iterative, yang bergerak selangkah demi selangkah, dimulai dari suatu titik ekstrem pada daerah fisibel (ruang solusi) menuju ke titik ekstrem yang optimum. Solusi ini pertama kali dikembangkan oleh George B. Dantzig pada tahun 1947, metode ini digunakan untuk menyelesaikan masalah Pemrograman Linier melalui tahapan (perhitungan ulang) dimana langkah-langkah perhitungan yang sama diulang sampai tercapai solusi yang optimal. Tahapan penyelesaian dalam solusi simpleks (Irawan, 2000) :
1.      Tabulasikan persamaan-persamaan yang diperoleh pada langkah
2.      Menentukan entering variabel.
3.      Menentukan leaving variabel.
4.      Menentukan persamaan pivot baru.
5.      Menentukan persamaan-persamaan baru selain persamaan pivot baru.
6.      Lanjutkan perbaikan.
Solusi simpleks terdapat tiga ciri dari suatu bentuk baku pemrograman linier, antara lain semua kendala harus berada dalam bentuk persamaan dengan nilai kanan tidak negatif, semua variabel yang tidak terlibat bernilai negatif, dan fungsi obyektif  dapat berupa maksimasi maupun minimasi. (Irawan,2000).


0 komentar:

Posting Komentar